WISATA PANTAI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai banyak sekali pantai. Yang terdekat adalah Parangtritis yang menawarkan kegembiraan menyusuri pantai dengan bendi atau ATV. Ada pula pantai-pantai yang alami di Gunung Kidul, seperti Siung, Sadeng, dan Sepanjang. pantai yang bersih dan mempunyai restoran cafe yaitu PANTAI INDRAYANTI, pantai baru yang berada di kabupaten Gunungkidul. ada yang suka dengan jelajah alam? kunjungi saja pantai siung yang memiliki 250 jalur panjat tebing.ada juga yang disebut pantai cinta di Yogyakarta yaitu pantai parangkusumo. Memancing dari bukit karang untuk mendapat ikan besar tentu bukan wisata biasa. Pengalaman itu bisa didapatkan di Pantai Wediombo, bersama pengalaman mencicipi ikan Panjo dan menyaksikan upacara Ngalangi. masih banyak lagi pantai-pantai yang berada di kawasan DIY dan tentu saja dengan keindahan alam yang luar biasa.
LEUKEMIA
Leukemia facts
- Leukemia is a cancer of the blood cells.
- While the exact cause(s) of leukemia is not known, risk factors have been identified.
- Leukemias are grouped by how quickly the disease develops (acute or chronic) as well as by the type of blood cell that is affected (lymphocytes or myelocytes). The four main types of leukemia include acute lymphocytic leukemia (ALL), chronic lymphocytic leukemia (CLL), acute myelocytic leukemia (AML), and chronic myelocytic leukemia (CML).
- People with leukemia are at significantly increased risk for developing infections, anemia, and bleeding. Other symptoms and signs include easy bruising, weight loss, night sweats, and unexplained fevers.
- The diagnosis of leukemia is supported by findings of the
medical history and examination, and examining blood
and bone marrow samples under a microscope.
- Treatment of leukemia depends on the type of leukemia, certain features of the leukemia cells, the extent of the disease, and prior history of treatment, as well as the age and health of the patient.
- Most patients with leukemia are treated with chemotherapy. Some patients also may have radiation therapy and/or bone marrow transplantation.
- There is no known way to prevent leukemia.
- The prognosis of leukemia depends upon several factors, including the patient's age, the type of leukemia, and the extent to which the cancer has spread.
Chronic Myelogenous Leukemia (CML) Causes, Symptoms, and Treatment
Medical Author: Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM
Medical Editor: William C. Shiel, Jr., FACP, FACR
Pro athletes often seem to know their bodies, and notice bodily changes early when something isn't quite right. This intuition may have led Kareem Abdul-Jabbar to seek medical help when he started to get hot flashes and night sweats last fall. Many people may have ignored these symptoms and sloughed them off as unimportant. Hot flashes may be normal for women in menopause, but not for a male basketball legend. Mr. Abdul-Jabbar's symptoms led to an early diagnosis of chronic myelogenous leukemia (CML).
What causes chronic myelogenous leukemia?
Chronic myelogenous leukemia is a rare type of leukemia that tends to affect older males. More than 90% of cases are due to a gene abnormality caused when two chromosomes swap sections with each other. There are 23 chromosomes in humans, and in patients with chronic myelogenous leukemia chromosomes 9 and 22 within blood cells exchange bits of genetic material to form a Philadelphia chromosome, named after the city where it was discovered. The new gene on this chromosome makes a protein called tyrosine kinase that allows white blood cells to grow out of control; moreover, these abnormal white blood cells tend not to become old and die. The bone marrow, where red blood cells, white blood cells, and platelets are made, becomes filled with white blood cells crowding out the normal cells and damaging the bone marrow itself. This can impair the ability of the bone marrow to manufacture normal amounts of blood cells.
APA ITU HIV/AIDS
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang
berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya.
? Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun
1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat Congo. Tidak diketahui bagaimana ia
terinfeksi.
? Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2.
? HIV–1 mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda–beda
dari HIV–1 juga ada, mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades).
? Terdapat dua kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang–kurangnya
10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan
ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika Selatan
dan India.
? HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan
diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang sama, keduanya
dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi
dengan HIV–2, ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat
dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi
dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.
Apa itu HIV dan jenis–jenis apa saja yang
Bagaimana HIV BISA MENULAR
HIV menular melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan
cairan lainnya yang mengandung darah.
Virus tersebut menular melalui:
? Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi. Kondom adalah
satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah.
? Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi
virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril.
? Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.
? Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan juga bisa menyusui
Untuk mengerti bagaimana virus tersebut bekerja, seseorang perlu mengerti bagaimana sistem kekebalan
tubuh bekerja. Sistem kekebalan mempertahankan tubuh terhadap infeksi. Sistem ini terdiri dari
banyak jenis sel. Dari sel–sel tersebut sel T–helper sangat krusial karena ia mengkoordinasi semua sistem
kekebalan sel lainnya. Sel T–helper memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4.
? HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4.
Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA
(ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut
reverse transcriptase. Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada
menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI.
? Enzim lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–virus
baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih
banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan
tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang
lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang.
? Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–sel yang terinfeksi dan
mengantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali
dirinya.
? Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml kubik darah.
Ketika seorang pengidap HIV yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin
mudah diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik.
? Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika sistem kekebalan tertekan. Pada
seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi–infeksi tersebut tidak biasanya mengancam
hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut dapat menjadi fatal.
? Tanpa perawatan, viral load, yang menunjuk pada jumlah relatif dari virus bebas bergerak didalam plasma
darah, akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan mampu melawannya.
Bagaimana HIV bekerja?
Media and HIV/AIDS — Apa itu HIV/AIDS? Page 3
FHI — Family Health International
Apa itu AIDS?
? Perkembangan dari HIV dapat dibagi dalam 4 fase:
1. Infeksi utama (Seroconversion), ketika kebanyakan pengidap HIV tidak menyadari dengan segera
bahwa mereka telah terinfeksi.
2. Fase asymptomatic, dimana tidak ada gejala yang nampak, tetapi virus tersebut tetap aktif.
3. Fase symptomatic, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi–infeksi
oportunistik yang bukan HIV tertentu melainkan disebabkan oleh bakteri dan virus–virus yang berada
di sekitar kita dalam segala keseharian kita.